Pada masa Imam Malik radhiyallahu 'anhu pernah terjadi suatu peristiwa yang sangat langka dan unik, sehingga orang-orang berbondong-bondong ke tempat Imam Malik untuk bertanya dan meminta fatwa perihal tersebut.
( ﻏَﺮِﻳﺒَﺔٌ ) ﺣُﻜِﻲَ ﺃَﻥَّ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓً ﺑِﺎﻟْﻤَﺪِﻳﻨَﺔِ ﻓِﻲ ﺯَﻣَﻦِ ﻣَﺎﻟِﻚٍ ﻏَﺴَّﻠَﺖْ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓً ﻓَﺎﻟْﺘَﺼَﻘَﺖْ ﻳَﺪُﻫَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﻓَﺮْﺟِﻬَﺎ ﻓَﺘَﺤَﻴَّﺮَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻓِﻲ ﺃَﻣْﺮِﻫَﺎ ﻫَﻞْ ﺗُﻘْﻄَﻊُ ﻳَﺪُ ﺍﻟْﻐَﺎﺳِﻠَﺔِ ﺃَﻭْ ﻓَﺮْﺝُ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺘَﺔِ ﻓَﺎﺳْﺘُﻔْﺘِﻲَ ﻣَﺎﻟِﻚٌ ﻓِﻲ ﺫَﻟِﻚَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺳَﻠُﻮﻫَﺎ ﻣَﺎ ﻗَﺎﻟَﺖْ ﻟَﻤَّﺎ ﻭَﺿَﻌَﺖْ ﻳَﺪَﻫَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﻓَﺴَﺄَﻟُﻮﻫَﺎ ﻓَﻘَﺎﻟَﺖْ ﻗُﻠْﺖُ ﻃَﺎﻝَ ﻣَﺎ ﻋَﺼَﻰ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟْﻔَﺮْﺝُ ﺭَﺑَّﻪُ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻣَﺎﻟِﻚٌ ﻫَﺬَﺍ ﻗَﺬْﻑٌ ﺍﺟْﻠِﺪُﻭﻫَﺎ ﺛَﻤَﺎﻧِﻴﻦَ ﺗَﺘَﺨَﻠَّﺺُ ﻳَﺪُﻫَﺎ ﻓَﺠَﻠَﺪُﻭﻫَﺎ ﺫَﻟِﻚَ ﻓَﺨَﻠَﺼَﺖْ ﻳَﺪُﻫَﺎ ﻓَﻤِﻦْ ﺛَﻢَّ ﻗِﻴﻞَ ﻟَﺎ ﻳُﻔْﺘَﻰ ﻭَﻣَﺎﻟِﻚٌ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﺪِﻳﻨَﺔِ
📚 حاشية الشروانى ، ج ٣ ، ص ١٨٤-١٨٥ 📚
Tersebut dalam sebuah kitab Hasyiah Asy-syarwaniy juz 3 hal 185-186:
KEANEHAN
Diceritakan, pada masa Imam Malik radhiyallahu 'anhu, bahwa ada seorang wanita madinah memandikan mayat seorang perempuan. Disaat memandikan ternyata tangannya lengket pada farjinya (baca:vagina) sang mayat.
Orang-orang terheran dan bingung atas kejadian tersebut, apakah tangan wanita yang memandikan yang akan dipotong atau vagina si mayat?,
kemudian mereka minta fatwa pada Imam Malik dalam hal tersebut.
Maka Imam Malik berkata;
kalian tanyakan pada perempuan itu, apa yang dikatakan disaat meletakkan tangannya pada vaginanya mayat.
Lalu mereka bertanya seperti perintah Imam Malik.
Perempuan tersebut menjawab;
"Disaat aku meletakkan tanganku pada vaginanya aku berkata; sungguh lama vagina ini durhaka pada Tuhannya".
Setelah disampaikan pada Imam Malik, beliau berkata; ini adalah qadzaf (menuduh zina), cambuklah 80x maka nanti tangannya akan lepas.
Kemudian mereka mencambuknya 80x, maka benar setelah itu, tangannya yang lengket di vagina mayat perempuan itu lepas.
Dikarena peristiwa itu orang berkata:
selama Imam Malik ada di Madinah maka tidak dimintai fatwa selain beliau.
SEMOGA BERMANFA'AT DAN MENJADI BAHAN RENUNGAN BAGI KITA
Penulis: Tgk Syukri Asy-Syaafi'i
0 Komentar